Juli 16, 2025

Kisah Pilu Warga Tegalwangi Kruwuk Kota Cilegon Pasca Adanya Flaring PT. Lotte

0

CILEGON, KM – Jeritan rakyat link Tegalwangi Kruwuk RT. 003 Rw.007 gang Jaed Dibalik langit merah yang viral beberapa waktu lalu sampai saat ini akibat Flaring PT. Lotte Chemical Indonesia di Kota Cilegon Banten.

Seorang Wanita separu baya yang enggan di sebut namanya bercerita tentang ke Khawatiran dirinya dan keluarganya serta miris keadaan kampungnya yang sudah tidak layak huni saat ini setelah adanya pembangunan pabrik.

“Yaa allah kang, jujur saya mah ngrasa kampung saya ini kampung gak layak huni, efek jangka panjangya bisa fatal, sudah tercemar polusi udara trus kalo hujan kebanjiran, kalo panas campur angin badai debu pasir, bising di tambah sekarang rumah bergetar”. Pungkasnya dengan haru melalui pesan mesanger. 25/05.2025

Menurutnya Melihat keadaan dahulu dan saat ini jauh berbeda, dirinya dan keluarga merasa nyaman dan tentram sebelum berdirinya pabrik PT. Lotte Chemical Indonesia, tak seperti yang di alaminya saat ini.

“Dahulu dan saat ini sangatlah beda
Dulu sebelum adanya pabrik ini masyaAllah aman damai tentram, karna dulu itu sebelum jadi lotte adalah tempat kami bermain, bukit kecacil nan hijau, tempat orang ngingon kebo kambing sama pesawahan luas”. Jelasnya.

Akan tetapi, Lanjut sang ibu “Kini semua hilang lenyap di renggut orang² elit, kami cuma rakyat biasa, cuma bisa menghela nafas panjang sambil istighfar, desa kami di renggut kedamaian ketentramannya”. Ujarnya

Tak hany ke khawatiranya yang membuat dirunya tak nyaman, akan tetapi menurutnya prihal rekruitmen tenaga kerja yang di lakukan PT. Lotte chemical Indonesia tidak jelas.

“Gak cuma itu kang, kami juga menyayangkan prihal proses rekruitmen kerja yang gak jelas, Perjanjian katanya warga ring yang dekat pabrik terdampak parah akan di rekrut kerja nyatanya bohong ! Datanya orang² jauh yang di rekruit ! Dan disaat ingin di perjuangkan, di buat ribet dan di puter – puter, yaa allah, kita cuma minta keseimbangan antara dampak yg di timbulkan sama ingin juga merasakan hasil adanya pabrik disini”. Keluhnya sang ibu separuh baya.

Keadaan yang di alaminya saat ini menimbulkan ke khawatiran anak – anaknya di masa depan, pasalnya kuatir akan efek buruk yang terhisap melalui polusi udara.

“Tiap malem kalo lagi flaring merah semua.. berasa negara api menyerang, saya pasrah aja sama Allah, laa haula wala quwwata ila billah, Efek buruk yang kami khawatirkan itu untuk kesehatan anak² di masadepan, kalo terus – terusan di gempur polusi”. Pungkasnya.

Kini sang ibu hanya bisa pasrah kepada sang pencipta, dirinya merasa hanyalah rakyat kecil yang tertindas oleh para elit – elit yang suaranya tidak akan di dengar oleh mereka.

“Andai saya punya kuasa, jujur kang, ingin saya teriakan jeritan rakyat disini, uneg – uneg ingin saya sampaikan, tapi apalah daya saya rakyat kecil yang tertindas, suara y gak pernah di dengar, cuma hanya bisa mengadu ke penguasa jagat alam ini (Allah swt) dgn keadaan kondisi sekarang”. Tegas sang ibu.

Dirinya berharap adanya relokasi pemukimannya saat ini agar dirinya dan keluarga bisa hidup tenang dan damai dari dampak polusi, pasalnya menurut Amdal desa tersebut merupakan desa yang tak berpenghuni.

“Oleh karna itu Saya sebagai rakyat Indonesia yang tinggal di Kota Cilegon Banten Berharap ada rencana relokasi tempat bagi kami di kampung ini, biar bisa hidup sehat damai tanpa dampak polusi, Kalo di liat dri Amdal, desa link.kruwuk ini harusnya desa yang gak berpenghuni, karna dampaknya kerasa banget, jaraknya dekat sekali cuma ratusan meter dari rumah kami”. Tutupnya. Why/red*

About Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *