Berbulan – Bulan Tiang Penerangan Nyaris Roboh, Pemkot Cilegon Dinilai Lambat Tanggap

CILEGON, KM – Sebatang tiang penerangan jalan lingkungan (PJL) nyaris roboh di kawasan Pecinan, Kelurahan Pabean, Kecamatan Purwakarta, Kota Cilegon. Namun hingga berbulan-bulan sejak pertama kali dilaporkan, pemerintah belum juga mengambil tindakan nyata. Warga khawatir, ketidaksigapan ini bisa berujung petaka.
Tiang PJL itu bukan sembarang tiang. Ia membawa aliran listrik bertegangan tinggi yang mengancam keselamatan warga sekitar—terutama anak-anak yang kerap bermain di sekitar lokasi.
“Sebenarnya sudah lama kami laporkan. Dari RT, kelurahan, sampai ke dinas teknis. Tapi sampai sekarang belum ada tindakan. Cuma ditinjau, lalu hilang kabar,” ujar salah satu warga setempat yang enggan disebutkan namanya, kepada wartawan, Senin malam, 14 Juli 2025.
Kabar yang beredar, laporan tersebut telah diteruskan ke Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kota Cilegon. Namun, hingga berita ini ditulis, belum ada penanganan di lapangan.
Kekhawatiran warga bukan tanpa alasan. Tiang PJL itu terlihat condong, nyaris ambruk. Ketika hujan turun disertai angin kencang, ancaman itu terasa makin nyata. “Kalau jatuh, pasti menimpa teras rumah. Bisa-bisa merenggut nyawa,” ujar warga.
Lurah setempat sempat meninjau lokasi bersama stafnya. Tapi kunjungan itu tak membuahkan solusi. “Cuma datang, lihat-lihat, lalu tidak ada kelanjutannya,” kata warga lain.
Kondisi ini mengundang keprihatinan. Di jalan itu, anak-anak kerap berlarian. Lalu lintas warga pun cukup sering. Tiang listrik miring di tengah permukiman seperti bom waktu. “Musibah bisa datang kapan saja. Tapi kalau sudah tahu bahayanya dan tetap diam, ini namanya kelalaian,” tegas warga.
Warga berharap pemerintah tak menunggu hingga ada korban. “Kami tidak punya keahlian untuk memperbaiki. Pemerintah harusnya hadir. Bukan cuma mencatat dan menjanjikan, tapi benar-benar turun tangan,” kata warga dengan nada geram.
PJL adalah infrastruktur dasar yang menyangkut keselamatan publik. Ketika sebuah tiang nyaris roboh dibiarkan berbulan-bulan, yang roboh bukan hanya tiangnya—tapi juga kepercayaan warga terhadap kehadiran negara. (Red*)